Kamis, 31 Mei 2012

LIFE TO GO

life isn't a thing to waste. everyone has only one life, and we should never waste it. how to make our life going easy? try to think that our life is beautiful.

Life is beautiful
dreams is thing that is really amazing, but some of us didn't realize that the dream is possible to come. don't let your dreams just be dreams. everyone has a lot of dreams, because they absolutely want to have a happy life;)

(free yourself, live your dreams)
Dream!
Just believe in your dreams

the last one is smile. when you're smiling, you're beautiful in your own way. show your smile oftener and then you'll get your own happiness! with a happiness you'll get a very special LIFE!
gitagurl

Ujian Direktorat

Setelah sekian lama (tiga hari) menderita oleh kejamnya ujian direktorat, akhirnya saya bisa sedikit bebas. Ya, mungkin beberapa belum mengenal ujian direktorat. Ujian ini adalah ujian khusus dari departemen pendidikan untuk semua sekolah RSBI. Ya... pokoknya ujian ini juga pake bahasa inggris. Full english gitu lah, bikin pusing padahal. Bete banget kan. 

Yaps, ada tiga pelajaran khusus untuk direktorat ini. Ada Matematika, IPA (Fisika&Biologi), plus B. Inggris. Menurut survey saya sih, kebanyakan pada bilang Matematika itu paling susah. IPA, ya, lumayan ajalah. Tapi tetep aja masih di ambang susah. Katanya lebih susah Biologi, karena analisisnya harus peka banget. Ya... saya sih jujur aja emang bener susahan Biologi, hehehe. Seperti biasa, B. Inggris biasanya ngurusin text-text. Maksudnya, tugas kita emang harus mengerti text-text bahasa Inggris, seperti: descriptive text, procedure text, poem, greeting card, invitation card, dan juga terdapat jumbled words
Yang bikin pusing adalah.............................................

Tanggal 11 nanti saya akan 'kembali' menghadapi ujian. Ujiannya berbahasa Indonesia, tapi banyak banget. IPS, contohnya. Saya akui IPS itu sangat menyenangkan. Tapi, karena materinya yang sangat banyak, meliputi Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi, membuat IPS adalah pelajaran yang sangat melelahkan. Tapi sebenarnya semua orang pasti bisa mengerjakan apa pun kalau dia berusaha keras ;)

Stay update to my blog! Be a good student and always fighting for all tests!


gitagurl

Minggu, 20 Mei 2012

Cara menambah efek kelopak bunga mawar jatuh di blogger

Nah, masih berhubungan dengan blog saya, kalian tentu melihat bunga mawar berjatuhan dari atas layar. Bagus, bukan? Nah, untuk menambah itu pada blog anda, caranya mudah sekali. Ikuti saja tutorial post ini.


  1. Login Blogger
  2. Buka dashboard (dalam bahasa Inggris) dan dasbor (dalam bahasa Indonesia)
  3. Buka Layout, 


     4. Klik Add a Gadget atau Tambah Gadget (dalam Bahasa Indonesia)
     5. Klik HTML/JavaScript dan masukkan kode di bawah ini tanpa memberi judul Gadget


     6. Save, dan lihat blog anda!


gitagurl

Sabtu, 19 Mei 2012

Friends

Can you imagine how when you lost your favorite friends?

I've ever had it. And I try to not do it again.

It's all because all my selfishness. 

When we both have none of same things

When we both just agreed with our mind

When we are never agreeing about our friend's mine

We will lost our friend's attention

We will lost our friend's trusty

We will lost our friend's togetherness

And then, 

We lost friends

It was just happen because of our selfishness. A simple selfishness brings us to the worst problem ever. 

Lost friends

Lost communications

Lost confidences

Lost spirits

Lost passions

Lost hopes

Lost destinations

Lost happiness

And then, Lost Life.

Is it connected? When we have none of friend, then, we can chat to no one, and then we have none of confidence, because there's no one can gives us any spirits. Then, we will have none of spirits. Lost spirits, we can even lost our passions. Lost passions, we have nothing to hope. Lost hopes, absolutely lost destinations. Lost destinations? We will never smiling again. Never smiling, we will depression. Depression? We will easy to die. And then, we lost our valuable life.


gitagurl

Cara menambah efek bubble pada kursor blogger

Mungkin beberapa dari kalian belum terlalu paham maksudnya menambah 'efek bubble' itu. Nah, sekarang kalian liat kursor di blog saya ini, gerakkan, maka akan muncul bubble-bubble yang melayang ke atas. Kalau kalian tertarik, berikut ini ada tutorialnya.
*) tutorial bloggernya menggunakan tampilan blogger yang baru

  1. Seperti biasa, log in akun blogger
  2. Setelah itu, buka 'Layout' atau 'Tata Letak'

     3. Klik 'Add a gadget' dalam bahasa Inggris, atau 'Tambah Gadget' dalam bahasa Indonesia
     4. Pilih HTML/JavaScript, kemudian isi dibawah ini, tanpa judul: 


     5. Save, dan lihat blog mu! Apakah muncul bubble?

NOTE: Warna bubble dapat kalian ubah, dengan mengubah setiap #FF0066 di kode HTML/Javascript saya.


gitagurl

Sejarah Es Krim Sundae

Masih pagi, dan ini hari Minggu. Nah, ngomong-ngomong tentang hari Minggu, ada sebuah sejarah tentang hari Minggu nih, yaitu es krim Sundae! Dan juga... saya suka es krim *eh

Sundae adalah es krim sebagai hidangan penutup. Biasanya satu atau beberapa sendok es krim dengan tambahan sirup, buah, atau biskuit di atasnya. Tambahan Sundae atau biasa di sebut Topping bisa juga berupa: taburan kacang, whipped cream, agar-agar, daun mint, atau buah seperti cherry, pisang, atau strawberry.
 
Enak ya.... hiks.



Menurut Kamus Oxford Inggris, asal-usul istilah sundae tidak jelas. Berbagai daerah Amerika diklaim sebagai tempat kelahiran dari es krim sundae. Pengklaimnya termasuk Ithaca, New York, Two Rivers, Wisconsin; Plainfield, Illinois, Evanston, Illinois, New York City, New Orleans, Louisiana, Cleveland, Ohio dan Buffalo, New York.

Ada perdebatan antara Kota Ithaca dan Two Rivers mengenai memiliki hak untuk mengklaim gelar "tempat kelahiran sundae es krim." Ketika walikota Ithaca, Carolyn K. Peterson menyatakan hari untuk merayakan kotanya sebagai tempat kelahiran sundae itu, ia menerima kartu pos dari warga Two Rivers yang mengklaim bahwa kota merekalah tempat kelahiran sundae.

Dari banyak cerita tentang kelahiran sundae itu, ada satu tema yang kerap sama. Yaitu: makanan pengganti es krim biasa dihari minggu. Peter Bird menulis dalam The First Food Empire (2000) bahwa nama 'sundae' diadopsi dari larangan negara bagian Illinois untuk konsumsi es krim pada hari Minggu, karena es krim dengan topping yang menutupi atau menyamarkan produk utama tidak dianggap es krim. Karena es krim dengan topping disajikan di hari minggu (sunday), maka disebut sundae. Selain itu masih banyak versi lain dari asal-usul sundae.


Classic Sundae



Classic Sundae asli berupa es krim Vanilla dengan saus rasa atau sirup, krim kocok, dan ceri cheri diatasnya. Sundae ini biasanya dinamakan dari sirup rasa mereka, sundae ceri, sundae coklat, strawberry sundae dll Soft Serve es krim sering digunakan sebagai pengganti es krim biasa.


Hot Fudge Sundae
Hot fudge sundae adalah variasi dari Classic Sundae dan sering dibuat dari es krim vanili, taburan, saus cokelat panas (karena itu jadi "hot fudge"), kacang-kacangan whipped cream,, dan ceri merah terang tunggal cheri di atas.Hot fudge sundae dapat dibuat dengan rasa es krim. Sebuah es krim sundae karamel adalah sama kecuali bahwa saus karamel panas menggantikan hot fudge. Kadang-kadang selai kacang atau produk lain mengganti hot fudge.

Double Fudge Sundae
Ini seperti Hot Fudge Sundae biasa, kecuali itu dua kali lebih besar dan disajikan di piring besar seperti sepiring banana split. Double Fudge Sundae menggunakan bahan-bahan yang sama yang biasa digunakan hot fudge sundae, termasuk sprinkles, whipped cream, dan cherry cheri di atas.

Turtle Sundae
Kombinasi populer es krim vanili, hot fudge, dan saus karamel, dan biji pecan panggang dikenal sebagai Turtle Sundae.

Black&White

Sundae ini memiliki satu sendok es krim vanila dengan saus cokelat dan satu sendok es krim coklat dengan topping marshmallow.

Sundae Brownies

Sebuah es krim sundae yang dibuat dengan brownies, es krim vanili, sirup coklat, kacang, hot fudge, dan krim kocok, sering atasnya dengan cheri merah. Bisa juga mengganti brownies, seringkali dengan karamel.


Banana Split


Tiga sundae dalam satu, berdampingan antara dua bagian dari pisang,yang diiris memanjang. Termasuk es krim stroberi di atasnya dengan sirup strawberry, coklat es krim atasnya dengan sirup coklat, dan es krim vanili di atasnya dengan nanas. Setiap sendok dihiasi dengan whipped cream dan cherry.


Bananas Foster


Ini adalah sundae yang disajikan bersama pisang dengan rum, minuman keras, dan rempah-rempah.


American Parfait


Ini adalah sundae yang disajikan dalam gelas tinggi diisi dengan lapisan es krim dan bumbu, seperti granola, sirup, atau minuman.




Sumber : Kaskus


And now, what's your favorite?;)

gitagurl

Jumat, 18 Mei 2012

You've Got This Problem?

Kalo emang kalian ngaku jadi 'sahabat', buat apa coba, saling ngejauhin dan nggak pengertian-.- Itu bukan sahabat. Egois juga faktor utama putusnya persahabatan. Abadi? Beneran bisa abadi, kalo salah satu diantara kalian persahabatannya mengalami keegoisan? Serius lo?

Berusahalah untuk selalu menjaga perasaan sahabatmu, karena merekalah yang sesungguhnya akan menghibur apa saja yang kalian sedihkan. Ya... disaat kalian terluka, mereka selalu ada. Dengan adanya rasa egois, kalian akan saling berpendapat masing-masing, dan lama kelamaan perbedaan akan memisahkan kalian berdua jauh untuk selamanya. Sebelum waktu terlambat, usahakan untuk tetap saling mengerti!

Saya sendiri pernah merasakan rasanya kehilangan sahabat, dan terpisahkan oleh waktu dan tempat. Dulu kita saling sahabatan, tapi setelah kita sama-sama pindah... jangankan seminggu, bertahun-tahun lamanya kita bahkan nggak pernah ketemu. Saya sudah lama sekali nggak ngerasa kangen, walaupun kalau lewat rumahnya... rasanya pengen banget masuk. Itu adalah salah satu contoh keterlambatan waktu untuk saling mengerti.

Di saat kalian sama-sama merasa bersalah, sebaiknya kalian langsung berusaha meminta maaf.
Minta maaf bukanlah suatu hal yang Berat, ataupun Sulit. Asal dengan hati yang ikhlas, meminta maaf akan terasa mudah. Keegoisan diri akan memperberat semuanya, karena kita akan berpikir 'ya elah, entar juga minta maaf kali.' atau yang lainnya. Itulah akar dari hancurnya persahabatan sejati. Yaps, kalo memang nggak mau putus sahabat, don't being selfish and try to fix every problem together!

gitagurl

The History Of Piano

Grand piano, with white rose

Piano sendiri lahir dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat itu mendorong Marius dari Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717), dan Christofori (1720) dari Padua, Italia, untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma ditunjukkan Bartolomeo Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord kecil) di Istana Florentine - kediaman Pangeran Ferdinand de’Medici - inilah piano modern berakar.
Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan beberapa bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip desain harpsichord, dengan dawai menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya menjadi sejajar lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen musik lebih ringan, tidak mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para pembuat piano Jerman menjawabnya dengan piano persegi. Sampai 1860 piano persegi ini mendominasi penggunaan piano di rumah.
Rangka untuk senar piano pertama menggunakan rangka kayu dan hanya dapat menahan tegangan ringan dari senar. Akibatnya, ketika pada abad XIX dibangun gedung-gedung konser berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai. Maka, mulailah dibuat piano dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith dari Inggris membuat suatu piano dengan rangka logam seluruhnya. Piano hasil inovasinya mampu menahan tegangan senar sangat kuat, sehingga suara yang dihasilkan pun lebih keras. Sekitar 1820, banyak pembuat menggunakan potongan logam untuk bagian piano lainnya. Pada 1822, Erard bersaudara mematenkan double escapement action, yang merupakan temuan tersohor dari yang pernah ada berkaitan dengan cara kerja piano.

Notasi piano Dalam perkembangannya, sebelum memiliki 88 tuts seperti sekarang, piano memiliki lima oktaf dan 62 tuts. Ia juga dilengkapi dengan pedal. Semula pedal itu digerakkan dengan lutut. Namun, kemudian pedal kaki yang diperkenalkan di Inggris menjadi populer hingga sekarang.
Sejumlah pengembangan berlanjut pada abad XIX dan XX. Tegangan senar, yangg semula ditetapkan 16 ton pada tahun 1862, bertambah menjadi 30 ton pada piano modern. Hasilnya adalah sebuah piano dengan kemampuan menghasilkan nada yang tidak pernah dibayangkan Frederic Chopin, Ludwig van Beethoven, dan bahkan Franz Liszt.
Sebuah perkembangan nyata di abad XX (berawal di tahun 1930-an) adalah kehadiran piano elektronik (atau piano listrik), yang didasarkan pada teknologi elektroakustik atau metode digital. Nada suaranya terdengar melalui sebuah amplifier dan loudspeaker.
Dari sisi mutu suara, piano elektronik nyaris tak ada bedanya dengan piano biasa. Perbedaan terletak pada berbagai fitur yang melengkapinya. Fitur itu tentu tidak ada sama sekali dalam piano biasa. Misalnya, bisa dihubungkan dengan perangkat MIDI, komputer, alat rekam; memiliki pengatur volume, tusuk kontak untuk pendengar kepala; dan sebagainya.

gitagurl

FYI

Just for your information.
Hanya untuk informasi saja.

Bagi siapa pun yang mau dipublikasikan (blog-nya) melalui banner, bisa comment post ini. Cukup tulis link-nya aja ya!

Maaf buat post singkatnya ya.

gitagurl

How To Not 'Panic' For A Test?



Panik menjelang test? Biasa. Kenapa sih harus panik? Saat guru masuk kelas dan memberikan selembar kertas penuh soal. Kenapa panik? Apa iya memang sudah refleks kita bakal panik?

Nah, ada beberapa trik yang bakal saya kasih tau buat kalian semua, supaya nggak ada lagi panik sebelum test!
  1. Belajar keras (Study hard
  2. Bersantai sebelum hari tes (Refreshing)
  3. Persiapan matang (Good prepare) - Siap mental dan fisik
Di bawah ini ada tips&tricks saat test
  1. Soal test dibaca cermat dan teliti
  2. Mengutamakan soal yang mudah
  3. Berusaha santai dalam mengerjakan soal 
  4. Jangan terburu-buru
  5. Anggap test-nya hanyalah test yang tidak penting
And this is only for my readers!

gitagurl

Catching Fire

Sebelumnya, pasti diantara kalian semua kurang lebih udah nonton The Hunger Games. Yaps, Catching Fire ini hubungannya erat banget sama film yang ratingnya tinggi ini. Nah, ngomong-ngomong soal The Hunger Games, bakalan seru nih kalo kita juga ngomongin Catching Fire.

Catching Fire adalah lanjutan dari novel The Hunger Games karya Suzanna Collins. Sama kayak The Hunger Games, Catching Fire juga bakal dibuat jadi film. Rencananya sih filmnya akan dipublikasikan tahun 2013, tapi pemain-pemainnya belum begitu jelas. Di Catching Fire ini ada banyak tokoh-tokoh baru, jadi memang harus nyari pemain baru juga ya...

Catching Fire ini menceritakan tentang petualangan selanjutnya dari Katniss Everdeen di Hunger Games. Hunger Games adalah sebuah permainan yang terdiri dari 24 peserta, dan hanya ada satu pemenang. Satu pemenangnya yaitu orang yang berhasil mempertahankan hidupnya tanpa terbunuh oleh orang lain. 23 peserta lainnya harus mati, karena peraturannya memang sudah begitu. Tapi, saat Katniss Everdeen mengikuti permainan ini, justru pemenangnya malah 2 orang, yaitu dia sendiri dan Peeta Mellark. Awalnya, pemerintah Capitol mengizinkan pemenangnya menjadi 2 orang, asalkan mereka berdua berasal dari distrik yang sama. Setelah hanya tersisa Katniss dan Peeta, Capitol menarik kembali pengumuman yang menyebutkan pemenangnya boleh 2 orang. Tetapi, Katniss dan Peeta justru malah hendak bunuh diri dengan buah berry beracun, yang mungkin menyebabkan Hunger Games ke-74 ini tidak mempunyai pemenang. Akhirnya, Capitol pun mengizinkannya. Di dalam Catching Fire ini, Katniss dan Peeta dipaksa untuk tergabung lagi ke dalam Hunger Games ke-75, yang berarti adalah Quarter Quell. Quarter Quell adalah permainan Hunger Games setiap 25 tahun sekali. Quarter Quell kedua dimenangkan oleh Haymitch, yaitu mentor dari Katniss dan Peeta. Selain itu, Katniss dipaksa untuk mencintai Peeta lebih besar untuk menghentikan pemberontakan di dua belas distrik, oleh Presiden Snow.

Petualangan di seri ini menjadi semakin menegangkan, dan juga akan asyik untuk dibaca! 

Selain itu, berikut ini adalah tokoh-tokoh baru dari Catching Fire:
- Twill
- Bonnie
- Mags
- Finnick Odair
- Beetee
- Wiress
- Johanna Mason
- Brutus
- Enobaria
- Cashmere
dan banyak lagi


Katniss Everdeen dan Peeta Mellark

Katniss Everdeen dan Gale Hawthorne

Rue (peserta Hunger Games ke-74 dari distrik 11)

Cinna, Haymitch dan Peeta

Clove, Marvel, Foxface, Thresh, Glimmer, Cato, Rue, Peeta, Katniss, Gale

gitagurl



Ada Masalah Dengan Bersepeda? (Ending)


            Bel pulang sekolah pun berdenting.
            Kami berdua mengayuh sepeda menuju pusat penyewaan sepeda Pak Suharjo, diikuti oleh teman-teman satu sekolahku. Semua pengguna motor terlihat takjub, dan beberapa ada yang memarkirkan motornya dan pergi menyewa sepeda di Pak Suharjo. Pak Suharjo sangat bahagia, sampai-sampai namanya masuk ke dalam beberapa koran karena artikel kami yang menceritakan betapa inginnya Pak Suharjo untuk menyegarkan bumi Indonesia.
            Kami berdua pulang lebih lama, karena kami diundang Pak Suharjo untuk makan siang bersama, dengan dessert kue buatan Ibu Hanifah.
            “Terima kasih, Nak. Berkat kalian, usaha bapak untuk membuat pengguna sepeda bertambah di Indonesia ini berjalan mulus. Bapak tak akan berhasil tanpa kalian.”Pak Suharjo pun memeluk kami berdua dengan erat, disusul dengan Ibu Hanifah.
            “Ini semua memang semata-mata akan terjadi walaupun kita tidak ada, Pak.”ucapku.
            Kami semua pun menyelesaikan makan siang dengan sangat bahagia. Jadi, menurut kami, tidak hanya orang dewasa saja yang dapat melindungi bumi ini. Maka itu, jangan segan-segan untuk menyelamatkan bumi kita ini. Mulailah dari hal yang paling kecil. Contohnya? Bersepeda!
gitagurl

Ada Masalah Dengan Bersepeda? (Part II)


            Kriiiiiiing...Kriiiiiiing...Kriiiiing...
            Bel pulang berdenting keras. Aku dan Risa langsung menuju ke belakang sekolah, dan mengambil sepeda sewaan kami, beranjak pergi dari sekolah.
            Jakarta menjadi lebih panas setelah kami pulang. Suhu panas menyengat tubuhku, seolah-olah membakar tubuhku di panggangan. Keringat mengalir dari dahiku, sehingga tak henti-hentinya aku mengelap dahiku dengan sapu tangan. Aku mengeluh terus-menerus di atas jok sepeda, dan Risa pun menghiburku dengan tawaannya yang membuatku kesal.
            “Aku setiap hari kepanasan, tuh.”ucap Risa pelan.
            “Hm... terserah kau saja, deh.”
            Aku pun terdiam kesal. Kira-kira 5 menit setelah itu, kami sampai di pusat penyewaan sepeda Pak Suharjo. Seperti tadi pagi, Pak Suharjo masih melahap habis isi koran yang sedang beliau tekuni.
            “Pak, kami sudah selesai menyewanya. Terima kasih, ya, Pak.”ucap Risa pelan.
            “Oh, ada kalian berdua! Ayo, mari, ke sini dulu! Saya hendak memberikan kue kepada kalian. Tadi istri saya memanggang kue. Semoga kalian suka!”Pak Suharjo mengacak-acak rambutku, lalu mengusapnya pelan.
            “Terima kasih, Pak. Tetapi kami hendak menuju tempat les. Mungkin lain kali memakan kuenya?”jelasku.
            “Begitu, ya? Baiklah, ini, saya berikan kuenya. Makan saja di tempat les-mu. Semoga beruntung.”
            Aku melambaikan tanganku pada Pak Suharjo dan istrinya, lalu meninggalkan pusat penyewaan sepeda itu. Sebelum kami ke tempat les, kami duduk di halte dan melahap kue dari Pak Suharjo. Rasa kue itu sangat lezat, sehingga aku memakannya lebih dari satu kali. Akhirnya, kami pun berjalan kaki ke tempat les kami berada.
            Sesampainya di sana, kami langsung mencari tempat duduk di ruangan kami yang cocok, lalu tak lama setelah itu guru kami pun datang. Sekitar dua jam kami mengenyam pendidikan di tempat les itu, kami pun langsung pulang ke rumah masing-masing.
            Aku langsung menjatuhkan diri ke kasur di kamarku, memeluk gulingku seraya terlelap tidur.
                       
***
            Keesokan harinya, aku bangun lebih pagi dari biasanya. Suhu yang dingin dipagi hari menusuk tubuhku, dan aku pun menggigil. Rintik-rintik hujan membasahi jalanan di depan rumahku. Kilatan cahaya menyambar-nyambar di jalanan, membuat pagi terasa lebih suram.
            “Pak, hari ini saya naik sepeda ke sekolah–maksud saya, mulai hari ini.”jelasku pada supir.
            “Kenapa, Non?”tanyanya.
            “Jadi begini, loh, Pak. Kemarin, saya diajak teman saya untuk naik sepeda. Naik sepeda itu sangat menyehatkan buat tubuh, Pak. Maka itu, saya beranggapan naik sepeda akan sangat menyenangkan.”
            “Oh, begitu, ya. Non ini sangat cerdas, ya. Baiklah, nanti saya laporkan kepada bapaknya Non.”
            “Sebenarnya sudah sih, Pak. Tapi tak apa, lah.”
            Aku pun pergi meninggalkan supirku, seraya menyambar handuk yang tergantung di depan dapur. Aku berlari-lari kecil menuju kamar mandi. Yah, kupikir kau tahu aku sedang melakukan apa.
            Sekitar 30 menit aku menghabiskan waktu di dalam kamar mandi. Kemudian, aku pun memakai baju seragamku dan berjalan menuju meja makan. Di sana makanan sudah tertata rapi, jadi, aku tinggal melahapnya.
            “Wah, anak ayah rajin, ya, sekarang naik sepeda.”puji ayah.
            “Iya, Yah. Habisnya, aku ingin impian Pak Suharjo berjalan lancar. Aku ingin Indonesia penuh dengan sepeda-sepeda yang menyejukkan kota. Aku harap nggak ada lagi yang namanya kekurangan BBM di Indonesia.”
            “Oh iya? Impianmu bagus, Nak. Ayah akan bantu.”
            Aku tersentak. Aku tidak bermimpi, kan?! AYAHKU INGIN MEMBANTUKU. Benarkah? Hm... bantuan ayah akan sangat bagus.
            Setelah aku melahap habis roti yang sudah disiapkan ibu, aku pun berangkat sekolah. Aku berjalan menuju halte, dan menunggu Risa datang. Tak lama setelah aku mengirim pesan kepadanya lewat handphone, muncullah batang hidung Risa dari balik pohon rindang di kanan halte. Dia mengepang rambutnya, dengan balutan bandana di atas kepalanya. Hari ini Risa tampaknya begitu senang.
            Kami pun berjalan menuju pusat penyewaan sepeda Pak Suharjo. Kali ini, Pak Suharjo sedang menyapu halamannya. Saat kami masuk ke dalam ruangan koleksi sepedanya, Pak Suharjo pun langsung beranjak pergi dari halamannya, menawarkan sepedanya kepada kami berdua.
            “Wah, hari ini saya mau naik sepeda ontel saja, deh.”tukas Risa. Dia pun menarik gagang sebuah ontel dengan pelan, dan perlahan dia naik ke atas joknya.
            “Itu pilihan yang bagus, Nak.”komentar Pak Suharjo. “Bagaimana dengan Safira?”
            “Saya mau sepeda fixie, Pak.”
            Aku menaiki sepeda fixie itu dan perlahan mengayuhnya. Kami melambaikan tangan kami kepada Pak Suharjo dan istrinya. Dan sekali lagi, kami diberikan kue. Rupanya, istri Pak Suharjo adalah pemilik sebuah perusahaan kue yang laris. Pak Suharjo dan istrinya sudah mempunyai banyak cabang perusahaan kue di Indonesia. Komentar para pembeli kuenya selalu saja bagus. Sejak saat itu, aku juga berlangganan kue Ibu Hanifah.
            Suatu hari, setelah kami sudah berbulan-bulan berlangganan sepeda Pak Suharjo, kami mendapati hal yang sangat buruk.
            Kami sudah sangat cocok dengan sepeda koleksi Pak Suharjo. Kami tak segan menaruh sepeda di tempat parkir, karena kami berpikir tempat ini juga cukup aman. Tetapi, saat bel pulang berdenting keras, dan saat kami keluar dari kelas, kami mendapati rantai sepeda Pak Suharjo putus. Kami merasa sangat bersalah, dan kami pun agak sedih saat mengembalikan sepedanya.
            “Pak, kami minta maaf sebesar-besarnya, Pak...”pinta Risa.
            “Tidak apa-apa, Nak. Tidak apa-apa.”Pak Suharjo mengelus rambut Risa.
            “Tapi kami merusak sepeda favorit milik bapak,”aku terisak. “Kami telah membuat sepeda favorit bapak menjadi rusak.”
            “Tidak usah sedih, anak-anak. Ini toh hanya sepeda, besok kalian boleh menyewa sepeda dengan gratis. Itu bukan masalah.”Pak Suharjo tersenyum lebar kepada kami.
            Aku dan Risa sangat terpukul atas kejadian itu. Akhirnya, Risa  pun ikut ke rumahku sebelum dia kembali ke rumah. Kami ingin membuat Pak Suharjo bangga. Dan ini semua semata-mata untuk membalas budi kepada Pak Suharjo. Kami telah merusak sepeda favoritnya, yang harganya pasti sangat mahal untuk membelinya. Walaupun Pak Suharjo sama sekali bukan orang miskin, kami tetap ingin melakukan sesuatu kepadanya. Sesuatu yang akan membuatnya sangat senang.
            “Aku punya ide, Fir.”
            “Apa idemu? Beritahu aku saja! Aku harap idemu itu tidak sulit.”
            “Ya, sebenarnya agak sulit, sih,”jawab Risa. “Aku ingin kita membuat artikel tentang menggunakan sepeda, lalu menyindir tentang penggunaan mobil terus menerus. Aku juga ingin kita mengirimnya ke mading sekolah. Bagaimana?”
            “Siapa yang akan membuat artikelnya?”
            “Kita berdua, tentu saja. Siapa lagi?”
            Sejak saat itu, kami menjadi sangat sering berkumpul di rumahku. Kami berdua sibuk membuat artikel yang sangat menarik tentang penggunaan sepeda. Sampai akhirnya, kami berhasil membuat artikelnya menjadi seperti ini:

            Sepeda Untuk Kehidupan
            Dibuat oleh: Alyssa Dhyanita Safira & Arisa Katalina

            Kalian tahu nggak, sih, apa manfaat dari naik sepeda? Wuih, banyak BANGET! Salah satunya, kalian dapat mengurangi penggunaan bahan bakar. Lho, kok bisa? Tentu saja. Karena, di saat kita menggunakan sepeda, otomatis kita toh tidak menggunakan mobil, kan? Atau motor? Jadi, bahan bakar yang digunakan menjadi lebih sedikit. Apalagi, naik sepeda itu menyehatkan, lho. Badan kita jadi lebih segar, dan tulang kita menjadi lebih kuat. Nafas kita jadi teratur, dan jantung kita pun jadi sehat. Nah, coba deh, bedakan dengan menggunakan motor/mobil. Jadi, lebih baik kepanasan atau nggak sehat, nih??
            Naik motor/mobil itu menyebabkan pencemaran. Hm... pencemaran apa tuh? Ya tentu saja pencemaran udara! Kalau kita memakai motor/mobil, pastinya kita telah memproduksi banyak banget CO (Karbon monoksida), abis itu juga CO2 (Karbon dioksida) dan masih buanyaaaaaaaaaaaaaak lagi. Kalau CO2 diproduksi terus, bakal ada kumpulan karbon dioksida di langit, yang bakal menghasilkan ‘Efek Rumah Kaca’. Waduh! Cuma gara-gara pengen cepat sampai ke sekolah dapat menyebabkan mencairnya es di kutub? Nggak banget deh! Selain itu, kalau kita naik motor/mobil juga nggak menyehatkan tubuh, lho. Kita kan cuma duduk dan nggak bergerak. Iya gak?
            Nah, selain itu, kalau kalian mau naik sepeda juga gampang. Kalian bisa menyewa sepeda. Nggak usah beli! Gimana? Gampang banget kan! Kita (penulis) juga nggak beli sepeda, kok. Kita menyewa, lho. Ada tempat penyewaan yang benar-benar menarik banget, nih, di dekat halte Jln. Flora Raya. Cuma untuk informasi aja! Di sana ada fixie, lipat, sampai sepeda ontel. Wah, menarik banget tuh! Pemiliknya adalah Pak Suharjo. Beliau sangat berambisi untuk membuat sepeda menjadi tren masa depan. Kalian mau, kan, menjadi manusia yang sehat tanpa penyakit? Selain itu, menurut kita, sebaiknya kalian jangan terlalu mementingkan kulit yang bakal hitam kalau naik sepeda. Kulit hitam itu sehat, lho. Coba saja naik sepeda! Dijamin seru! Dan juga, jangan lupa tanam pohon di rumah kalian untuk mengurangi polusi, ya.
            Sampai jumpa di dunia penuh sepeda ;)
            Sesekali aku dan Risa menyelingi artikel ini dengan bahasa yang agak gaul, sesuai dengan umur kami. Kami pun sangat bersemangat untuk menempel artikel ini di mading sekolah.
            Keesokan harinya, kami berangkat ke sekolah bersama-sama seperti biasa. Tak lupa kami menyewa sepeda dari Pak Suharjo, dan Pak Suharjo pun tertawa karena kami sangat semangat untuk berangkat sekolah. Andai saja Pak Suharjo tahu bahwa kami hendak melariskan tempat penyewaannya...
            Sesampainya kami di mading, kami pun langsung menempel artikel yang sudah kami cetak tadi malam, dan tidak lupa kami selipkan gambar-gambar mengenai penggunaan sepeda dan kekurangan BBM di Indonesia.
            Setelah itu, kami pun memasukki ruangan kelas yang sudah ramai, dan mulai berbincang-bincang mengenai artikel buatan kami di mading. Aku meminta Elia, Rahma, dan teman-teman satu kelas lainnya untuk membaca artikel kami. Tetapi, saat mereka kembali ke kelas, wajah mereka terlihat kecewa. Aku bertanya-tanya apakah dia kecewa karena sudah menggunakan mobil sangat lama, atau...
            “Tidak ada artikel baru, Ris. Padahal aku ingin sekali membaca artikelmu.”keluh Rahma.
            “Apa yang terjadi dengan artikel kalian?”
            “Maksud kalian itu apa? Aku jelas-jelas menempel artikelnya, Rahma. Serius, deh.”yakinku pada Rahma. Tetapi dia malah membalasku dengan bibir yang mengerucut.
            “Kutunggu madingmu lusa.”dia pun terkekeh.
            Aku menyeringai kepadanya, dan langsung menarik tangan Risa untuk mengecek artikel. Aku pun terguncang saat aku hanya menemukan gambar-gambar yang tertempel. Itu memang gambar yang kami tempel. Tetapi artikel kami mana? Rasa amarah bergejolak di hatiku. Rasanya aku ingin meruntuhkan mading ini. Kenapa? Kenapa setiap niat baik kami kepada Pak Suharjo selalu saja terbalas oleh hal yang tidak-tidak? Kami sangat ingin membuktikan betapa bangganya kami atas impian mulia Pak Suharjo, dan kami ingin melancarkannya. Tetapi justru yang terjadi malah... orang-orang kecewa karena kami. Akhirnya, kami pun kembali mencetak artikel kami, dan akan menempelnya besok.
            Dan keesokan harinya, di saat kami hendak menempelnya di mading... rupanya aku dan Risa sama-sama lupa membawanya. Kami terlalu sibuk menambah gambar di artikelnya, sehingga kami pun sampai lupa tentang artikelnya. Aku dan Risa sama-sama kecewa, dan kami pun sama-sama berjanji akan menempelnya besok pagi.
            “Kuharap besok akan aman. Pak Suharjo akan sangat bangga pada kita.”
            Keesokan harinya.
            Hari ini pastilah hari yang benar. Aku sudah mengecek artikelku, dan jelas-jelas aku membawanya, diselipi foto-foto mengenai topik. Aku dan Risa sudah sangat tak sabar, dan saat kami sampai di sekolah, kami pun langsung menempel di mading. Tapi ada hal yang sangat janggal disini.
            Hal itu adalah...
            Banyak sekali sepeda bertebaran di tempat parkir.
            Aku dan Risa terlonjak kaget, dan kulihat setiap anak yang berjalan dihadapan kami selalu saja menyapa kami, dan mengucapkan, ‘kalian membuka hatiku’ atau ‘ucapan kalian sangat menyenangkan’ atau bahkan ‘kalian superhebat’, membuat kami merasa sangat bangga.
            Tiba saatnya kami masuk kelas. Saat kami duduk, aku melihat Lina dan Veronica mendekati kami. Aku pikir mereka hendak mengejekku, tapi ternyata aku salah.
            “Aku minta maaf, ya, Arisa, dan Safira. Aku telah memutuskan rantai sepeda Pak Suharjo itu–”
            “JADI ITU ULAHMU?!”gertak Risa.
            “–aku sangat menyesal... rasanya aku ingin sekali membalas budi, aku ingin membuat kalian dapat memaafkanku.”
            “Dan aku juga.”tukas Veronica.
            “Aku tak tahu, deh, apa yang bisa kalian buat.”balasku kesal.
            “Saat aku memutuskan rantainya, aku dan Veron pun membuntuti kalian berdua. Kami melihat begitu tulusnya ucapan minta maaf kalian kepada Pak Suharjo yang kau sebut-sebut itu orang yang sangat baik... Lalu kami pun mengetahui bahwa kalian akan membuat artikel–”
            “Kaulah yang mencuri artikel kami!”bentak Risa pelan.
            ”–a ... aku minta maaf.”Lina pun meneteskan air matanya. “Aku dan Veron berniat untuk mempublikasikan artikel kalian lebih luas lagi... jadi aku pun beranggapan bahwa ayah Veron bisa membantu.”
            “Ayahku adalah pemilik perusahaan koran ‘Remaja Pertiwi’, favorit anak remaja masa kini. Jadi, aku berharap ayahku mau mempublikasikan artikelmu di halaman depan.”Veronica ikut menangis. “Kami minta maaf.”
            “Selain itu, kami pun meminta ayahmu–lewat ayahku sebagai teman satu kantor ayahmu–untuk memasukkan gambar-gambar artikel ke dalam flashdisk-mu, yang sudah aku cari bersama Veron. Maaf karena baru memberitahumu sekarang.”
            Aku dan Risa saling tatap-tatapan, dan kami pun memutuskan untuk mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Lina dan Veronica. Berkat mereka, usaha kami berjalan mulus, dan berkat mereka, kami tidak lagi berpikiran negatif atas diri mereka sendiri.
gitagurl

Ada Masalah Dengan Bersepeda? (Part I)


            Matahari bersinar terik di depan mataku, menyilaukan penglihatanku. Debu berterbangan, menyapu jalanan yang penuh dengan mobil yang berjalan hilir mudik. Aku duduk di kursi halte, menunggu kendaraan memberi tumpangan padaku. Tak lama setelah itu, seorang anak berjalan ke hadapanku.
            “Hai, Fir. Belum berangkat sekolah?”anak itu tak lain adalah sahabatku sendiri–Arisa.
            “Eh, Risa. Berangkat bareng, yuk. Ini masalahnya dari tadi nggak ada taksi!”desahku kesal sambil merapikan rambut.
            “Jangan naik taksi, ah. Ayo naik sepeda bersamaku!”
            Arisa menarik tanganku pelan, membawaku ke sebuah tempat sewa sepeda. Lelaki separuh baya duduk manis di kursi goyang. Kertas koran menutupi wajahnya, sehingga agak sulit untuk melihat wajahnya yang sebenarnya. Aku terdiam di sudut ruangan, memilah-milah sepeda yang cocok. Ada berbagai macam sepeda di sana, dari sepeda ontel sampai sepeda lipat.
            “Pak?”aku menyapa lelaki yang wajahnya tertutup koran itu.
            “Ah, iya? Ada apa, Nak? Mau menyewa sepeda, ya? Aduh, maaf sekali tadi saya terlelap, habisnya jarang sekali orang mau menyewa sepeda. Mereka beranggapan bersepeda itu sama sekali membuat tubuh menjadi pegal, padahal menyehatkan.”lelaki itu berdiri. “Eh, Risa. Mau menyewa lagi?”
            “Iya nih, Pak. Saya juga bawa pelanggan baru. Namanya Safira.”
            Pak Suharjo tersenyum pelan kepadaku, lalu mengajak kami untuk melihat koleksi sepeda terfavoritnya. Dia bilang, sewa sepeda ini dahulu sangat laris, dan juga semua sepeda yang dia punya adalah sepeda kiriman dari anaknya di Jerman, yang bekerja di pabrik sepeda ternama di sana. Anaknya adalah orang sukses yang sedang menggeluti pembuatan sepeda. Anaknya sering mengajak Pak Suharjo untuk tinggal di Jerman, tetapi beliau selalu menolaknya karena mempunyai tekad besar untuk menurunkan penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia.
            “Nah, Safira, Risa, kalian boleh pilih yang mana saja. Gratis untuk hari ini.”
            Risa membelalak, dan langsung tersenyum lebar. Dia memilih sepeda fixie, dan aku memilih sepeda lipat. Kami berdua pun meninggalkan pusat penyewaan sepeda Pak Suharjo, mengayuh sepedanya dengan penuh semangat.
            “Ternyata, naik sepeda juga seru!”aku tertawa lega. Risa tersenyum lebar padaku, dan kami pun mengayuh sepeda lebih cepat agar tidak telat ke sekolah.
            Aku memandangi seluruh sudut kota Jakarta yang sangat panas ini. Aku membayangkan kota ini penuh dengan sepeda Pak Suharjo, sehingga BBM di Indonesia stoknya pun tidak mudah habis. Selain itu, aku juga merasa iba pada kota Jakarta yang semakin sakit, penuh dengan debu-debu yang berterbangan dengan kandungannya yang merusak tubuh kita. Andai saja impian Pak Suharjo berjalan lancar...
            Tak lama kemudian, kami sampai di gerbang sekolah. Kami mendapati bahwa seluruh tempat parkir sudah penuh dengan mobil dan motor, jadi kami menaruh sepeda Pak Suharjo di belakang sekolah. Kami beranggapan bahwa di situ sangat aman, dan juga, agar sepeda Pak Suharjo tetap mulus tanpa ada kerusakan setelah kami menyewanya.
            Di sekolah kami, kebanyakan anak berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor dan mobil. Kebanyakan berpikir naik sepeda hanya membuat kami semakin lelah dan tak konsentrasi belajar. Sebelum tadi pagi, aku berpikir begitu. Tetapi ternyata, naik sepeda justru menyegarkan. Seolah-olah polutan di Jakarta telah disapu habis oleh sepeda kami berdua. Walaupun panas, tetap saja menyenangkan.
            “Wah, nggak kebayang deh, anak yang paling sering naik mobil kok malah naik sepeda, ya?!”tiba-tiba Lina menepuk bahuku dari belakang. Amarah menggelayuti pikiranku, tapi Risa pun memberi isyarat padaku untuk diam.
            “Lalu, kamu punya masalah dengan ini?!”jawabku pelan.
            “Dimana tuh Alphard-mu? Diganti sama sepeda lipat, ya?!”celutuk Veronica–sahabat Lina–sambil tertawa.
            “Memangnya kalian tidak bosan naik mobil terus? Naik sepeda lebih seru, lho!”
            “Lebih baik naik fixie daripada motor-mu itu, Ver.”komentarku.
            Mereka menggerutu, dan meninggalkan kami berdua. Aku dan Risa tertawa keras, berniat untuk mengejek mereka. Apa masalahnya kalau naik sepeda? Toh memang menyenangkan, bukan?
            Lalu, kami pun memasukki ruangan kelas, sambil tetap tertawa karena kami telah membuat Lina dan Veronica mendengus kesal.

-TO BE CONTINUE-

gitagurl
Cute Polka Dotted Pink Bow Tie Ribbon